tuluskan cerpen tentang menghargai orang lain!
B. Indonesia
satya85
Pertanyaan
tuluskan cerpen tentang menghargai orang lain!
2 Jawaban
-
1. Jawaban myasin7556
Alkisah, suatu hari, seorang perempuan setengah baya terlihat menggandeng anaknya memasuki sebuah taman besar yang ada di sebuah perkantoran terkenal. Mereka duduk di sebuah bangku panjang. Ibu itu tampak sedang memarahi anak semata wayangnya. Mulutnya tak henti-hentinya mengomel. Tak jauh dari tempat duduk itu,ada seorang kakek tua yang tengah memotong rumput.Tiba-tiba, ibu mengeluarkan sehelai tisu dari dalam tasnya lalu melemparkannya ke arah orang tua itu. Si kakek terkejut. Ia melirik dengan pandangan heran ke arah ibu itu. Tapi, si ibu malah berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Tanpa mengeluarkan sepatah kata, si kakek pun memungut tisu itu pelan-pelan dan lalu memasukkannya ke dalam tong sampah.Tak disangka sesaat kemudian, si ibu kembali melemparkan sehelai tisu ke arah si kakek. Sekali lagi, dalam diam si kakek mengambil tisu yang dibuang itu dan memasukkannya ke tong sampah. Si kakek kembali meneruskan pekerjaannya. Namun baru saja si kakek mengambil gunting rumput, untuk ketiga kalinya tisu jatuh di depannya. Si kakek kembali memungutinya dan melemparkan ke tong sampah. Kejadian ini berlangsung hingga 6-7 kali. Meski begitu, si kakek tidak menunjukkan ekspresi marah."Nah, coba kau lihat sendiri," ucap ibu itu kepada anaknya sembari menunjuk ke arah si kakek. "Kalaukamu malas belajar, setelah besar nanti kau akan jadi orang tak berguna. Cuma bisa jadi buruh pekerja kasar yang tidak terhormat seperti orang tua itu."Si kakek dengan tenang melangkah mendekati wanita itu, "Nyonya, tempat ini bukan taman untuk umum. Taman ini cuma diperuntukkan bagi karyawan perusahaan kami. Hanya mereka yang boleh duduk di sini.""Ya, aku tahu. Aku adalah manajer salah satu departemen di perusahaan ini! Aku kerja di gedung kantor ini.""Boleh, saya pinjam handphone nyonya?"Dengan berat hati, wanita itu memberikan ponselnya ke orang tua itu. Sembari melakukan itu, si ibu tak lupa mengajari anaknya, "Lihat kakek miskin ini. Ponsel saja tidak punya. Kamu harus rajin-rajin belajar, agar kelak tidak jadi seperti kakekyang tak berguna ini."Selesai menelepon, si kakek mengembalikan ponsel itu dengan sopan. Tak lama kemudian, datang seorang lelaki menghadap si kakek dengan penuh hormat. Si kakek berkata, "Sekarang aku putuskan memecat ibu ini dari perusahaan.""Ya, Pak. Saya akan langsung bereskan."Lalu si kakek menghampiri anak kecil itu. Sembari mengucap-usap kepalanya, ia berkata, "Nak, aku harap kau mengerti, di dunia ini yang terpenting adalah belajar menghormati orang lain." Setelah berkata begitu, si kakek melangkah perlahan menuju gedung.Si ibu kaget bukan main dengan kejadian mendadakini. Ia lalu bertanya kepada lelaki tadi, "Kenapa bersikap penuh hormat kepada tukang kebun itu?""Apa, tukang kebun? Beliau adalah presiden direkturkelompok perusahaan ini. Namanya Bapak Mauritz."Si ibu pun langsung terduduk lunglai di kursi. -
2. Jawaban Anonyme
Kisah Nana
Nana adalah anak yang lumayan sempurna. dia bisa segala hal. mulai dari bermain alat musik, memasak, bela diri, dan lain-lain. tetapi, tidak ada makhluk yang sempurna. itu benar! sayangnya, Nana adalah anak yang sombong dan tidak menghargai orang lain. pernah saat Nana sekelompok dengan Siti, saat ada tugas membuat replika gunung meletus, Nana menghancurkan replika buatan Siti karena Nana merasa bahwa dirinyalah yang pantas membuat replika tersebut. Pernah juga saat pemilihan kelompok belajar. Nana tidak mau mendengarkan pendapat orang lain. Akibatnya, Nana jadi tidak punya teman. Suatu hari, saat Nana ulang tahun, Nana masuk kelas dengan membawa satu kantung plastik besar berisi goodiebag. Nana ingin membagikan goodiebag itu kepada semua teman sekelasnya. namun, apa yang terjadi? mereka semua terlihat tidak bersemangat. bahkan ada yang menghela nafas saat Nana membagikan goodiebag. semua tidak terlihatsenang. bahkan tidak ada yang memakan camilan dalam goodiebag. Bahkan dibuka dan dilihat isinya saja tidak. "Mereka semua sangat tidak menghargaiku!" pikir Nana. Nana berlari menuju taman sekolah dan menangis. kemudian Siti mendekati Nana. "Hei Nana. Sekarang kamu tahu rasanya tidak dihargai. tidak enak bukan? maka dari itu, tolong hargai orang lain seperti kamu ingin dihargai orang lain." ucap Siti. "Baiklah. Maafkan aku Siti." jawab Nana. Akhirnya, Nana meminta maaf kepada semua orang yang pernah dia sakiti. Nana berjanji ia akan lebih menghargai orang lain.
cepen by : Ivvachan8