Contoh puisi bahasa sunda bertema kota bandung

Di dalam sastra Sunda, puisi dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok puisi yang berbentuk cerita dan puisi yang tidak berbentuk cerita. Puisi yang berbentuk cerita adalah seperti pantun Sunda dan wawacan. Sedangkan puisi yang tidak berbentuk cerita adalah seperti mantra, sisindiran, kawih, kakawihan, pupuh dan sajak.

Jadi, dalam sastra Sunda, terdapat banyak sekali jenis yang disebut puisi. Padahal bagi kebanyakan orang awam atau dalam percakapan sehari-hari, kita sering mendengar istilah "sajak atau puisi", seolah-olah "sajak adalah puisi dan puisi adalah sajak". Padahal sajak hanyalah merupakan salah satu bentuk dari puisi.

Dari tiap jenis puisi yang disebutkan di atas, masih terdapat lagi jenis yang berbeda-beda. Contohnya seperti sisindiran, terdapat tiga jenis sisindiran, yaitu paparikan, rarakitan dan wawangsalan. Demikian pula mantra dan pupuh, terdapat beberapa jenis mantra dan pupuh.

Pupuh adalah salah satu jenis puisi dalam sastra Sunda yang sangat dikenal sejak dulu. Dalam contoh puisi Sunda ini, kita akan membuat salah satu jenis pupuh, yaitu guguritan. Dalam guguritan terdapat beberapa jenis pupuh, salah satunya adalah sinom. Di bawah ini adalah contoh puisi Sunda dengan jenis guguritan sinom yang dilengkapi dengan "guru lagu" dan "guru wilangan" nya :

Bandung Panineungan Ati

Kota Bandung kota kembang, (8-a)
kota panineungan kuring (8-i)
nu nyieun ati gumbira (8-a)
kota panineungan ati (8-i)
waas keur silih asih (7-i)
hawa kotana ngadukung (8-u)
tiisna matak gumbira (7-a)
gumbira nembus ka ati (8-i)
panineungan ati kota kuring Bandung. (12-u)