Kelebihan dan kekurangan novel niskala

Sepaket cerita tentang perjalanan, cinta, keyakinan, hidup, dan segala-galanya. Harus gue akui, gue cukup suka buku ini, walau memang gaya bahasanya Indonesia banget dan banyak kata-kata yangterlalu baku, nggak seringan buku-buku lain yang gue baca sebelumnya. Tapi nggak masalah, biasanya gue 'makan' buku apa aja ketika ingin, termasuk sastra rada berat sekalian :))Tapi kalau boleh komen, Niskala ini menarik. Bahkan ada satu adegan yang gue suka di mana kedua tokohnya tengah membahas perihal keyakinan sambil ngebir. Eerrrr.Tapi yang nggak enak, endingnya menggantung. Ada banyak pertanyaan ketika menutup halaman terakhir.Gimana kondisi Sanggita selanjutnya?Ke mana Galang pada akhirnya?Apa ia tetap jadi layang-layang putus, atau berbalik pulang ke Indonesia dan menemani Sanggita lagi?Apa mereka jadi nikah?Apa mereka begini dan begitu.Banyak.Tapi kemudian gue ngeh bahwa memang mungkin tidak semua kisah butuh akhir. Ketika sebuah kisah diberi ending yang menggantung, barangkali penulisnya sedang membebaskan pembaca untuk menerka sesuai versi masing-masing. Kalau gue, lebih senang happy ending. Jadi, gue berharap Galang pulang ke Indonesia, menemani Sanggita sampai ingatannya pulih, kemudian menerima Sanggita apa adanya. Di sini kesetiaan seorang lelaki diuji, seperti kata Juan.Jadi ngelantur.Masih jetlag kebawa suasana.Review lengkap menyusul.EDITED:http://wp.me/p3DY4v-89